Pesantren dan Pengaruh Haramain dalam Pendidikan Islam

Wah, hari Senin kemarin aku diajarin sama Pak Naim, seorang pengajar yang juga akrab banget dipanggil. Kita dibahas tentang pesantren sebagai pusat dari peradaban timur dan pengaruh Haramain (Makkah dan Madinah) terhadap pesantren. 

Ternyata, Haramain itu sangat berpengaruh dalam sistem pendidikan pesantren. Karena ada sanad atau mata rantai yang berasal dari keilmuan yang didapatkan dari para ulama', jadi ilmu yang diajarkan di pesantren sebenarnya mewarisi ilmu dari Haramain secara tidak langsung. 

Tapi, zaman terus berkembang dan pesantren juga harus membuka diri dengan kolaborasi sistem pendidikan dari dunia barat. Jadi, ngga heran kalo ada pesantren yang mengadopsi pendidikan formal atau Islamic boarding school. Tantangan yang dihadapi pesantren juga ngga main-main, seperti pengaruh dampak negatif globalisasi dan keotentikan ilmu yang tak lagi dihiraukan. Santri zaman sekarang juga lebih suka mengkaji ilmu dari guru di media sosial seperti Google, YouTube, Twitter, dan lain-lain. 

Di sisi lain, faktor internal juga jadi tantangan. Ada dua perbedaan signifikan antara santri dahulu dan santri zaman sekarang. Santri dahulu bisa menciptakan berbagai kitab atau kajian ilmu pengetahuan, sedangkan santri zaman sekarang ngga begitu. 

Nah, bagi para alumni pesantren sendiri, tantangannya adalah mempertahankan budaya ilmu, menjaga spiritualisme yang didapat dari pondok pesantren, dan mengembangkan serta membagikan keilmuan yang diperoleh. Karena pesantren juga berdiri atas fungsi pengkaderan ulama, jadi alumni pesantren harus tetap menjaga tradisi ini. 

Intinya, Islam yang dibangun oleh pemikiran para ulama juga tak luput dari pengaruh ulama' yang menuntut ilmunya dari Haramain. Kita ngga cuma menuntut ilmu, tapi juga punya sanad dari sana. Kita juga harus membangun jiwa (nafs) kita dengan baik, mulai dari ucapan, perilaku, dan pikiran. Pesantren memang punya peran penting dalam pendidikan Islam.