Skip to main content

Perspektif Muhammad Syahrur tentang Pilar-Pilar Islam

Pilar-pilar Islam adalah aspek fundamental dalam agama Islam. Namun, konsep pilar-pilar ini telah dipertanyakan oleh Muhammad Syahrur, seorang filsuf dan sarjana asal Suriah. Dalam artikel ini, kita akan membahas pandangan Syahrur tentang pilar-pilar Islam dan implikasinya.



Penulis memulai dengan menyatakan bahwa pilar-pilar Islam didasarkan pada dua hadis yang disepakati oleh para sarjana Sunni. Namun, Syahrur berpendapat bahwa pilar-pilar Islam tidak lima, melainkan tiga. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang hadis-hadis lain yang menyebutkan prinsip-prinsip Islam namun memiliki isi yang berbeda dengan pilar-pilar lima. Penulis bertanya-tanya apakah kita harus mengakui adanya lebih dari lima pilar Islam berdasarkan hadis-hadis tersebut.


Menurut Muhammad Syahrur, ada tiga prinsip utama Islam: kepercayaan pada keberadaan Allah, kepercayaan pada hari kiamat, dan melakukan amal baik. Meskipun ide ini terlihat sederhana, hal ini menantang pandangan tradisional tentang pilar-pilar Islam. Ini mengimplikasikan bahwa pilar-pilar Islam bukan sekadar rangkaian praktik, melainkan pemahaman yang lebih mendalam tentang esensi Islam.


Penting untuk dicatat bahwa tujuan artikel ini bukan untuk mengkonfirmasi pandangan Syahrur, melainkan untuk membahas dan membantahnya secara akademis. Penulis mengakui bahwa perspektif Syahrur tentang Islam menambah dimensi baru pada konsep pilar-pilar Islam.


Selain itu, gagasan Syahrur tentang "rukun Islam" termasuk siapa saja yang mempraktikkannya, terlepas dari afiliasi keagamaan mereka, termasuk pengikut Yahudi, Kristen, dan agama lainnya. Konsep ini menantang pandangan tradisional bahwa Islam eksklusif hanya untuk umat Muslim. Ini adalah pandangan Islam yang terbuka dan inklusif yang menekankan pada prinsip-prinsip universal agama.


Konsep "bayn al-mu'minin wa al-muslimin" (kesepakatan antara orang-orang beriman dan Muslim) dalam Piagam Madinah melengkapi perspektif Syahrur tentang Islam dengan perbedaan antara orang beriman dan umat Muslim. Kesepakatan ini menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama antara orang-orang beriman, terlepas dari afiliasi keagamaan mereka.


Namun, pandangan Syahrur meninggalkan beberapa pertanyaan yang tidak terjawab. Ia tidak menggunakan istilah "kafir" atau "non-Muslim" sebagai lawan kata umat Muslim, sehingga pertanyaan yang muncul adalah apa istilah yang digunakannya. Selain itu, tidak jelas apa pandangan Syahrur tentang "rukun Iman" dan apa istilah yang digunakannya untuk membedakan orang beriman dan umat Muslim.


Secara keseluruhan, pandangan Muhammad Syahrur tentang pilar-pilar Islam memberikan perspektif baru tentang prinsip-prinsip fundamental agama. Meskipun pandangan ini menantang pandangan tradisional tentang pilar-pilar Islam, penting untuk membahas dan membantah ide-ide ini secara akademis. Pandangan inklusif Syahrur tentang Islam menekankan pada prinsip-prinsip universal agama, yang penting untuk mempromosikan persatuan dan kerja sama antara orang-orang beriman. 


Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.