Skip to main content

Konferensi Iklim PBB ke-27 di Mesir

Komunitas pribumi di seluruh dunia merasakan dampak perubahan iklim dan berada di garis depan akibatnya. Banyak komunitas pribumi bergantung pada sumber daya alam untuk penghidupan mereka, sehingga membuat mereka rentan terhadap bencana yang terkait dengan perubahan iklim yang dapat meningkatkan tingkat kemiskinan.



Pengelolaan lahan yang buruk dan eksploitasi sumber daya yang tidak berkelanjutan berkontribusi pada kerusakan lingkungan dan memperburuk dampak perubahan iklim. Penghancuran hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga tradisi dan budaya pribumi.


Kaum muda pribumi meningkatkan kesadaran tentang isu lingkungan dan sosial, serta memperjuangkan hak-hak mereka dan pelestarian warisan budaya mereka. Ada risiko signifikan terhadap krisis identitas di antara komunitas pribumi akibat perubahan iklim dan eksploitasi korporat atas habitat mereka.


Deforestasi di Papua cukup signifikan, dengan lebih dari 641.400 hektar hutan hilang antara tahun 2020 dan 2021. Suku Rimba saat ini sedang melakukan protes terhadap perusahaan kelapa sawit yang menghancurkan habitat mereka, dan deforestasi yang signifikan juga terjadi di Kabupaten Jayapura, yang telah menyebabkan hilangnya habitat burung cendrawasih.


Kehilangan habitat dan keanekaragaman hayati berdampak langsung pada budaya, tradisi, dan adat istiadat pribumi. Upacara bebala, misalnya, adalah tradisi yang telah terpengaruh oleh penyusutan habitat orang Rimba. Ketergantungan orang Rimba pada hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, pakaian, dan obat-obatan semakin sulit untuk dipenuhi, sehingga sulit untuk menjalankan ritual mereka. Akses orang Rimba terhadap layanan kesehatan dan pendidikan telah terbatas, dan tidak ada jalan yang mengarah ke wilayah mereka.


Perubahan lingkungan akibat deforestasi, pengelolaan yang buruk, dan perubahan iklim dapat mengancam identitas komunitas pribumi, yang penghidupan mereka bergantung pada pelestarian lingkungan. Kehilangan habitat alami juga dapat mempengaruhi budaya dan tradisi komunitas pribumi.


Perubahan iklim merupakan risiko bagi identitas dan eksistensi komunitas pribumi. Kaum muda di Indonesia didorong untuk mengambil peran aktif dalam melestarikan lingkungan dan budaya, untuk melindungi dari perlakuan diskriminatif dan memitigasi dampak perubahan iklim.


Dialog dan tindakan konkret diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya pada komunitas pribumi.

Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.