Skip to main content

Ramadan, Sejarah Masjid Jogokariyan dan Pasar Kaget Yogyakarta

 Sekarang sudah masuk bulan Ramadhan lagi. Umat Muslim sedang menjalankan puasa, yang merupakan bagian penting dari agama Islam. Setelah seharian tidak makan dan minum, biasanya orang-orang di Yogyakarta suka melakukan kegiatan ngabuburit.



Di kota Yogyakarta, ada tempat favorit untuk ngabuburit yaitu "Pasar Kaget Ramadhan". Di pasar ramadan ini, banyak tersedia makanan kecil buka puasa dan berbagai macam makanan tradisional maupun modern.


Harga makanan yang dijual di pasar ini juga terjangkau, jadi cocok bagi para mahasiswa. Salah satu pasar ramadan yang baru saja populer di kalangan anak muda Yogyakarta adalah pasar sore kampung "Ramadan Jogokariyan".


Pasar sore ini berada di Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Selain pasar ramadannya yang unik, masjid kampung ini memiliki sejarah panjang dan terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.


Masjid ini dibangun pada tahun 1966 dan mulai digunakan pada tahun 1967. Nama masjid diambil dari nama kampung tempat masjid itu berdiri yaitu Kampung Jogokariyan. Masjid ini awalnya terletak di sebelah selatan kampung Jokogkariyan, namun kemudian dipindahkan ke tengah kampung oleh takmir masjid pertama, yaitu Ustadz Amin Said, sesuai dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam memberi nama masjid sesuai dengan letaknya.


Masjid Jogokariyan berada di sudut perempatan kampung dan dibangun secara bertahap. Awalnya hanya terdiri dari bangunan inti saja. Kemudian pada tahun 2006, dibangunlah Islamic Center di sisi timur bangunan utama.


Tahun itu juga, sebuah rumah warga yang berada di sebelah masjid runtuh dan pihak masjid membeli lahan tersebut agar luas kompleks masjid bisa bertambah. Semua pelayanan jamaah dilakukan di Islamic Center Masjid Jogokariyan, seperti biro klinik, biro kaut, dan komite aksi untuk umat.


Kegiatan yang banyak di masjid ini membuatnya selalu ramai, tidak hanya saat Bulan Ramadhan. Banyak masyarakat muslim dari Yogyakarta bahkan luar negeri yang datang ke sini. Bahkan, beberapa tahun lalu, parlemen Eropa dan ulama Palestina pernah berkunjung untuk studi banding. Masjid kampung ini menarik perhatian karena meski bukan masjid agung, namun bisa mendunia.

Pasar sore di kampung Jogokariyan yang hanya ada pada bulan Ramadan selalu dinantikan oleh masyarakat Yogyakarta. Namun, ada perbedaan sedikit antara tradisi kampung Ramadan di Jogokariyan dulu dan sekarang.


Sebelum pandemi, pasar ini lebih ramai pengunjung dan lapak pedagang dibandingkan dengan sekarang. Banyak pengunjung yang sudah menunggu beberapa jam sebelum waktu berbuka di area Masjid Jogokariyan.


Ketika adzan berkumandang, pedagang dan pengunjung bergotong-royong menggelar tikar di tengah jalan tak jauh dari area masjid. Mereka bersama-sama berbagi jajanan yang sudah mereka beli sejak sore hari.


Masjid Jogokariyan juga memiliki aktivitas yang bisa diikuti, seperti pembagian hidangan puasa gratis dan tarawih ala Madinah dan Gaza. Namun, tahun ini banyak hal yang disesuaikan dengan keadaan pandemi seperti wajib memakai masker dan menjaga jarak. Pedagang juga harus melakukan tes GeNose terlebih dahulu dan memakai tanda pengenal di leher mereka.


Tradisi takjil piring terbang diganti dengan bagi-bagi nasi kotak yang bisa dibawa pulang oleh pengunjung. Semua ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang berisiko.


Pada bulan Ramadan tahun ini, Masjid Jogokariyan mengadakan pasar sore yang disebut Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Namun, karena pandemi Covid-19, mereka harus mengatur jumlah pedagang dan jarak antara mereka agar tidak menimbulkan kerumunan. Masjid juga menyediakan sekitar 2000 porsi makanan berbuka puasa setiap harinya dengan harga Rp12.500 per porsi.


Selain itu, di masjid Jogokariyan juga disediakan layanan tes GeNose setiap hari Senin hingga Sabtu. Protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menyediakan hand sanitizer juga dijalankan dengan baik di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Namun, menjaga jarak antar orang masih sulit karena banyaknya pengunjung. Oleh karena itu, setiap orang harus berhati-hati dan menjaga kebersihan diri.

Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.