Judul Asli : The Oldman and The Sea Penulis : Ernest Hemingway Tahun Terbit : 2016 (Kelompok Penerbit Gramedia), setelah sebelumnya pernah diterbitkan pertama kali di Amerika Serikat pada 1952, dan beberapa penerbit lain di seantero dunia pada periode-periode berikutnya. Tebal Buku : 116 hlm + vi
Penerjemah : Sapardi Djoko Damono
Seorang nelayan tua bernama Santiago mengalami kegagalan dalam memperoleh ikan selama delapan puluh empat hari di laut. Meskipun terlihat enteng, cerita yang diangkat oleh Hemingway sangat menarik dan membuat pembaca penasaran dengan plotnya. Tokoh Santiago memiliki tekad yang sangat kuat, walaupun ia hidup kesepian dan hampir tidak memiliki apa-apa. Semangat dan pengalaman yang dimilikinya membuatnya menjadi pemenang dalam melawan kesepian dan rasa takut akan predator laut yang ganas.
Novel ini menerima hadiah Pulitzer pada tahun 1953 dan memiliki nilai spiritual yang tinggi, meskipun penulisnya memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Hemingway adalah penulis yang sangat khas, menggunakan kata-kata yang sederhana namun penuh makna dan kedalaman. Tempo cerita berjalan lambat dan terasa khidmat, sementara latar tempat hanya terdiri dari dua lokasi utama: gubuk kayu tempat Santiago tinggal dan laut lepas Teluk Meksiko tempat ia mengail dan menangkap ikan hiu Marlin yang berukuran sangat besar.
Novel ini juga memiliki latar tempat lain seperti kafe Teras, rumah Manolin, dan pabrik pengalengan sarden yang membantu membangun gambaran kemanusiaan dari tokoh Santiago. Meskipun sederhana, cerita ini sangat menarik dan memiliki pesan yang dalam untuk diambil.
Novela ini menampilkan kisah tentang Santiago, seorang nelayan tua yang mengalami kegagalan dalam menangkap ikan selama 84 hari berturut-turut. Namun, Santiago memiliki tekad yang kuat dan tidak menyerah untuk mencoba lagi. Dia akhirnya berhasil menangkap seekor ikan marlin yang besar dan kuat, tetapi perjuangannya belum berakhir. Ia harus melawan hiu-hiu rakus yang mencoba merampas tangkapan ikan marlin-nya.
Meskipun Santiago merupakan pribadi yang religius, dia juga memiliki sifat yang garang dan tidak takut melawan lawannya. Lawannya dalam cerita ini adalah hiu-hiu yang rakus. Selain Santiago, terdapat juga tokoh lain seperti Manolin, seorang bocah baik hati yang ikut melaut dengan Santiago, dan Pedrico, pemilik kafe Teras. Nama-nama pemain baseball yang disebutkan di awal dan mendekati akhir hanya sebagai bumbu tambahan dalam cerita.
Meskipun terjemahan Sapardi Djoko Damono tidak sempurna, novela The Old Man and the Sea tetap memiliki kekuatan yang kuat. Kalimat-kalimat singkat dan jelas memberikan arti penting bahwa sastra tidak selalu berbicara dengan kata-kata indah. Papa Hemingway menggunakan gaya penulisan yang hampir seperti laporan berita, dan itu benar-benar membuatnya menjadi inspirasi bagi perkembangan sastra modern. Karya sastra ini masih terus mendapatkan pujian meskipun si penulis telah meninggal 59 tahun yang lalu.
Tentang seberapa pentingnya novela ini, itu tergantung pada pendapat masing-masing. Selama kalian dapat memahami pesan yang terkandung di dalamnya, maka tidak ada alasan untuk menganggapnya tidak penting. Kalian mungkin akan merenungkan cerita ini berhari-hari dan mempertanyakan mengapa Santiago, seorang pria tua dan kesepian, harus berjuang melawan laut yang ganas. Atau mungkin kalian akan menganalisis variabel yang menjadi alasan penulis menentukan judul, yaitu lelaki tua dan laut.
Tapi, kalian juga bisa memilih untuk tidak terlalu memikirkannya dan membaca karya sastra yang lebih ringan atau buku populer. Yang penting adalah menikmati karya sastra ini. Jika kalian memahami nilai atau pesan moral yang terkandung di dalamnya, maka kalian dapat mengambil inspirasi dari tokoh Santiago dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kalian. Kalian dapat belajar untuk tidak takut akan masa tua dan menjadi pribadi yang tangguh, seperti yang ditunjukkan oleh Santiago.
Semoga kalian dapat menghargai karya sastra ini dan mengambil pesan moral yang berharga untuk kehidupan kalian.
Comments
Post a Comment