Mengutamakan Fase Keilmuan: Pesan untuk Pelajar

Sebagai seorang pelajar, fase keilmuan haruslah dijadikan prioritas utama. Diskusi malam itu bersama Pak Dede mengingatkan saya untuk menuliskan catatan kecil ini. Kami membahas tentang dunia pendidikan yang menjadi lahan perjuangan kita hingga saat ini.

Pak Dede menjelaskan bahwa saat ini kita telah kehilangan arah dalam hal pendidikan. Padahal seharusnya, dunia pendidikan merupakan tulang punggung dalam memajukan bangsa. Namun, menurut beliau, pergeseran mindset keilmuan telah terjadi. Beliau mengistilahkan fase keilmuan ke fase kehidupan, yang artinya orang telah terkena sindrom instan yang kontras.

Seorang yang seharusnya masih dalam fase keilmuan justru tercemar oleh fase kehidupan, di mana seharusnya belum saatnya untuk mengalami itu. Seorang pelajar harus lebih fokus pada belajarnya dan tidak tercampuri urusan domestik yang belum saatnya. Mereka harus selalu memprioritaskan hal yang primer dan sekunder, serta selalu sadar akan posisi dan status yang disandangnya.

Tidak hanya itu, seorang pelajar harus memperhatikan fase keilmuan untuk mencapai visi misi dalam menimba ilmu. Fase kehidupan, fase sosial, atau fase ekonomi boleh saja dijalani, namun jangan sampai hal tersebut mengambil alih posisi utama dari fase keilmuan.

Fase keilmuan harus lebih abadi dan akan menjadi pengasuh yang menghantar pada cita-cita ke depan pintu gerbang kemerdekaan berpikir dan berkarya. Fase keilmuan akan terus menjadi ruh di mana seseorang tidak akan dipisahkan dari ruang dan waktu. Fase keilmuan akan menjadi mental utama pelajar. Sehingga, seseorang akan tetap menjadi pelajar selamanya, bahkan ketika sudah menjadi manusia keluarga, ekonomi, atau menempati jabatan tertentu. Marwah keilmuan tak akan tercerabut hanya karena kebutuhan telah menjadi fase kehidupan.

Jadi, sebagai pelajar, mari kita mengutamakan fase keilmuan. Fokus pada belajar, memprioritaskan hal yang primer dan sekunder, serta selalu memperhatikan visi misi dalam menimba ilmu. Karena, fase keilmuan adalah pengasuh cita-cita ke depan, pintu gerbang kemerdekaan berpikir dan berkarya.