Skip to main content

Tradisi Mudik: Budaya dan Dampaknya dalam Kehidupan Berkeluarga di Indonesia

Wah, siapa sih yang nggak tahu tradisi mudik di Indonesia? Buat sebagian besar orang Indonesia, istilah mudik pasti udah jadi bagian dari budaya kita. Tapi, tahukah kamu kalau istilah mudik ini udah ada sejak zaman Majapahit? Pas zaman dulu, istilah ini biasanya digunakan oleh para petani yang merantau untuk kembali ke desanya sebentar demi berkumpul dengan sanak saudara.



Kepulangan ini juga sebagai bentuk menghormati orang tua mereka. Mereka juga melakukan ritual untuk membersihkan makam leluhur dan keluarga. Waktu itu, istilah mudik belum ada kaitannya dengan hari raya Idul Fitri.


Katanya, istilah mudik diambil dari bahasa Jawa Ngoko yang artinya pulang sebentar. Kata 'dilik' yang berarti sebentar kemudian berubah menjadi 'udik' dalam jarwadhosok (katanya ini susah dipahami), makanya sekarang kata mudik identik dengan pulang ke kampung halaman.


Sebenernya, ada juga teori lain nih mengenai mudik ini, menurut Niels Mulder, seorang antropolog asal Belanda, mudik adalah simbol dari aktivitas migrasi suatu masyarakat. Kayak petani Jawa yang merantau dan pulang ke kampung halaman mereka.


Mudik mulai populer pada tahun 1970an pas Jakarta jadi kota metropolitan dengan perekonomian besar. Banyak pendatang yang berharap bisa merubah nasib mereka jadi makin beruntung dari di desa. Makanya, istilah mudik jadi terkenal banget.


Eh, kamu pasti udah gak sabar nungguin momen mudik saat Hari Raya Idul Fitri tiba, kan? Yap, momen ini selalu bikin kita pengen pulang ke kampung halaman dan berkumpul sama sanak saudara. Betul nggak?


Awalnya, tradisi mudik ini biasa dilakukan sama masyarakat menengah ke bawah pas jaman Majapahit. Tapi, sekarang mah, udah jadi ciri khas lebaran di Indonesia, lho. Media juga sering bercerita tentang mudik, jadi makin nambah nilai pentingnya.


Biasanya kan, orang-orang kebanyakan menggunakan transportasi kayak pesawat, bus, kereta api, pokoknya macem-macem lah. Padahal di masa lalu pada jaman Majapahit, para petani pulang ke kampung halaman mereka naik apa? Hmm, bisa jadi mereka naik barangkali kerbau, sapi, atau kuda. Kira-kira gitu deh.


Oh iya, mudik nggak cuma dilakuin sama umat Muslim aja lho, tapi seluruh masyarakat Indonesia, bahkan kalangan non-Muslim juga ikutan. Ya wajar aja sih, kan berhubung momen kebersamaannya banyak selama mudik, jadi semua orang bisa kenal dan saling menghormati satu sama lain meskipun berbeda agama.


Kamu udah pernah denger istilah rutinisasi? Yap, itu yang dijelasin sama Giddens, ahli sosiologi terkenal. Nah, katanya mudik juga berhubungan sama konsep itu. Kebiasaan rutin kayak gitu kan udah jadi bagian penting dari hidup kita.


Mudik ini sendiri udah jadi tradisi yang dijalankan masyarakat Indonesia setiap lebaran. Giddens juga bilang kalo mudik bisa jadi ajang buat orang-orang nunjukin kesuksesan mereka, lho. Soalnya pasti ada aja yang bawa baju keren atau cerita-cerita sukses berkarir di kota besar.


Tapi, selain buat nunjukin prestasi, mudik juga jadi kesempatan buat ngenalin produk modern dari kota ke masyarakat desa. Orang-orang yang mudik pasti bawa barang-barang yang bisa dikenalinin ke keluarga di desa, kayak makanan cepat saji atau barang-barang kebutuhan sehari-hari.


Sekedar info tambahan, produk-produk itu bisa jadi nambah wawasan dan ngasih gambaran ke orang di desa tentang modernisasi. Makanya, bisa dibilang para perantau ini jadi duta kota deh. Seru ya kalo mudik udah jadi tradisi kayak gitu.


Tuh kan, kalo mudik juga bisa nambah penghasilan buat para pengusaha. Karena kalo pas mudik, biasanya banyak orang yang jadi kepengen beli barang-barang baru buat dikenalinin ke keluarga. Ini bisa naikin omset para pengusaha.


Nggak cuma itu, para pengusaha juga suka manfaatin momen mudik buat deketin pelanggannya. Misalnya aja kasih promo mudik gratis, yang pastinya bakalan jadi promosi buat perusahaannya.


Kalo diliat dari sisi negara, juga ada dampak positif dari mudik nih. Karena banyak orang yang mudik, maka transportasi umum pasti ramai banget. Banyak orang rela nagih tiket apapun (pesawat, kereta api, dll) buat bisa mudik. Wah, mereka emang yakin banget ya kalo mudik itu penting.


Walaupun kadang suka macet dan ada potensi kecelakaan, tapi para perantau tetep semangat buat mudik. Mereka siap menghadapi risiko demi bisa kumpul bareng keluarga di kampung halaman. Itulah sebabnya tradisi mudik itu sangat bermakna buat mereka.




Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.