Wah, baru-baru ini Himpunan Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (HM-PS AFI) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) sukses menggelar acara diskusi momentual, nih! Acaranya bertema "Ekofeminisme: Peran Perempuan dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kelestarian Lingkungan Hidup". Seru banget! Diskusinya digelar di bawah pohon rindang yang terletak di belakang gedung rektorat. Keren, ya!
Acara diikuti oleh beberapa mahasiswa, loh. Mereka bilang diskusi di tempat ini terasa sejuk dan nyaman. Cut Hillary, salah satu peserta diskusi, mengungkapkan bahwa tempat ini beda dengan tempat diskusi biasanya seperti warung, kelas, dan teras. Wah, ada tempat baru nih buat diskusi yang asyik!
Diskusi dimulai dari jam 15.00 hingga 18.00 WIB dan berlangsung cukup kondusif. Ada dua pemantik yang diundang untuk menjadi nara sumber: Dian Meiningtias, seorang penulis dari Nggalek.co, dan Rizka Hidayatul Umami, koordinator dari GUSDURIAN Bonorowo. Mereka membahas tentang gerakan ekofeminisme dan juga peran perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan dan kelestarian lingkungan hidup.
Dalam diskusi, Umami memaparkan bahwa semangat gerakan ekofeminisme berasal dari keprihatinan para tokoh feminisme terhadap lingkungan hidup yang kian hari semakin kacau. Eksploitasi secara berlebihan terhadap alam membuat manusia harus berusaha untuk memeluk kekayaan alam sebagai cara untuk melindungi dan merawat lingkungan.
Ada lagi nih gerakan Chipko yang berawal dari India pada tahun 1970-an. Gerakan ini lahir sebagai bentuk protes terhadap eksploitasi lingkungan yang terjadi di India. Istilah Chipko berasal dari kata "memeluk" atau "melekatkan" yang menggambarkan upaya gerakan ini dalam melindungi kekayaan alam dari pembantaian dan eksploitasi berlebihan di wilayah Uttar Pradesh, India.
Nggak cuma itu, Dian juga bahas tentang peran perempuan dalam keluarga. Perempuan lebih banyak terlibat dalam urusan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan memenuhi kebutuhan bayi. Nah, kaitannya dengan itu, terdapat masalah yang lebih besar lagi yaitu kesulitan mencari sumber air. Kita semua tahu bahwa air adalah sebuah komoditas terpenting untuk kehidupan, dan perempuan kerap kali menjadi korban pertama akibat kerusakan lingkungan.
Dalam diskusi ini, sebenarnya bukan hanya laki-laki saja yang bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian alam. Menurut Umami, seluruh manusia memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keutuhan alam.
Seru banget ya diskusinya! Ini adalah salah satu dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh HM-PS AFI UIN SATU dalam merespon adanya dua momentum momentual pada bulan Maret yaitu Internasional Women's Day dan Internasional Forest Day. Semoga diskusi ini bisa memberikan wawasan dan kesadaran tentang kesetaraan gender dan kepedulian terhadap lingkungan hidup, untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik.
Original Source: https://buletinhmjafi.blogspot.com/2023/03/memahami-perempuan-dan-alam-melalui.html
Comments
Post a Comment