Skip to main content

Jejak Sejarah Ketupat Sebagai Kuliner Nusantara

Ketupat adalah salah satu kuliner yang menjadi ikon dalam konteks perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Namun, sebenarnya kuliner ini telah ada jauh sebelum pengaruh agama dan budaya Islam tiba di Nusantara pada abad XV-XVI Masehi. Jejak sejarah ketupat telah ditemukan pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Hal ini dapat ditemukan melalui sebutan "kupat" dan kata jadiannya seperti "khupat-kupatan, akupat, atau pakupat" yang terdapat dalam beberapa naskah seperti Kakawin Kresnayana (13.2, 31.13), Kakawin Subadra Wiwaha (27.😎, Kidung Sri Tanjung (36.f), dan Kakawin Ramayana (26.25). Sehingga dapat dipastikan bahwa penganan ini telah hadir pada abad IX dan semakin populer pada abad XIV-XV Masehi.



Bentuk dari ketupat adalah wadah makanan yang terbuat dari daun kelapa muda yang teranyam dan dapat dilepas anyamannya. Seperti diibaratkan dalam Kakawin Kresnayana (13.2), "gelung yang ikel (gelungan)-nya dapat lepas (lukar) "wukel.ing gelung mahulunan lukar anyakesaran (?) kupat lepas"". Pada kuliner ini, beras rebus tanak terbungkus dalam anyaman janur (kinupat-kupatan). Hal ini membuat penganan ini tersembunyi, dan menjadi inspirasi untuk mengibaratkan sesuatu yang tersembunyi secara rapi dengan "menyimpan seperti dalam kupat (akupat)". Penganan yang berada di dalam bungkus ayaman daun kelapa muda baru akan terlihat setelah bungkusnya dibelah dengan cara mengiris secara horizontal pada wadah yang berbentuk persegi. Proses irisan ini dikenal dengan "belah ketupat".


Selain ketupat, ada juga kuliner pendamping yang disebut lepet yang sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha. Dalam kakawin Ramayana (25.210, 26.25 dan 26.43), terdapat kalimat "manis enak awas luput ing lepet" yang berarti beras ketan dibungkus rapat dalam daun kelapa dan firebus. Selain itu, kata "lepet" juga merupakan sebutan kuliner yang terdapat pada kitab Korawasrama (132). Kata "lepet" secara harafiah berarti: rapat, sempit, ketat, ikatan yang kuat, dikempa, ditekan, tersusun rapat, dan padat (Zoetmulder, 1995:589). Deskripsi ini dengan tepat menggambarkan ketan rebus yang mengembang namun terlilit rapat oleh daun kelapa muda. Oleh karena itu, istilah "mlepet" digunakan untuk menggambarkan pakaian yang ketat pada tubuh, sehingga lekuk-lekuk tubuh terlihat jelas.


Beberapa pendapat mengasumsikan bahwa istilah "kupat" berasal dari bahasa Arab

Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.