Skip to main content

Inspirasi Perempuan Hebat yang Masih Berkarya di Usia Senja dalam Dunia Literasi

 Saya baru saja membaca sebuah resensi buku yang menarik perhatian saya. Namanya Ratmini 90 Tahun Mengarungi Samudera Kehidupan, yang ditulis oleh Handoko Widagdo dan dipublikasikan di https://www.indonesiana.id/ pada edisi 27 April 2019.


Buku ini menceritakan pernak-pernik sejarah Republik Indonesia dari sudut pandang istri seorang pejuang bernama Soedjatmoko. Menariknya, Ratmini menulis buku ini ketika sudah berusia 90 tahun! Keren banget ya, masih rajin berkarya di usia senja seperti itu.


Resensi dari Handoko Widagdo benar-benar memunculkan minat saya untuk mencari informasi lain sejenisnya. Dan benar saja, saya menemukan blog milik Bunda Yati Rochmat di https://www.bundayati.com, yang tetap aktif menulis di usia sekitar 84 tahun. Beliau memang sudah berusia senja, tapi semangat literasinya masih membara.


Selain itu, saya juga menemukan artikel menarik yang ditulis oleh Pak Much. Khoiri di https://terbitkanbukugratis.id, tentang seorang penulis bernama Thea S. Kusumo yang baru mulai menulis novel di usia 77 tahun! Padahal usia segitu udah renta banget kan ya. Tapi Mama Thea tetap gigih melakukan riset untuk mendukung novelnya.


Sungguh inspiratif melihat perempuan-perempuan hebat ini yang masih produktif dalam menghasilkan karya di usia senja mereka. Mereka memang bisa jadi tokoh penting di masyarakat, tapi banyak juga yang hanya kalangan masyarakat biasa. Tapi satu hal yang pasti, semangat berkarya mereka harus menjadi contoh bagi kita yang masih muda.


Memang tidak mudah untuk terus bersemangat menulis. Tapi kisah-kisah inspiratif ini mampu memotivasi kita untuk terus berkarya demi kemajuan kehidupan. Terlebih lagi, literasi tidak mengenal batasan usia atau jenis kelamin. Jadi, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak berkarya.


Kita bisa mengambil contoh dari RA Kartini, pahlawan nasional kita yang besar karena karya tulisannya. Spirit literasi yang diwariskan oleh Kartini harus terus direkonstruksi dan diteladani oleh generasi muda. Kita harus menghargai perempuan-perempuan hebat yang masih berkarya di usia senja mereka, dan memastikan bahwa literasi dan Kartini tetap hidup dalam diri kita.

Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.