Skip to main content

Peran Intelektual Organik dalam Kesadaran Sosial dan Revolusi Proletar

Banyak kita lihat di kehidupan sehari-hari bahwa kesenjangan sosial adalah hal yang lumrah dan bahkan sudah dianggap biasa. Keberadaan kelas-kelas sosial yang membuat orang kere selalu aja jadi korban.



Namun, Karl Marx bilang, hal ini nggak akan bertahan lama karena suatu saat nanti orang kere akan sadar kalo mereka ditindas sama yang atas. Makanya, orang mulai bikin lembaga sosial. Tapi lembaga sosial ini nggak bakal guna kalo mereka nggak punya intelektual organik.

Intelektual organik ini adalah ide dari Antonio Gramsci yang masuk ke dalam konsep hegemoni. Lenin juga udah bikin teori hegemoni tapi lebih fokus ke kelas pekerja dan cara mereka bisa dapet dukungan mayoritas buat bikin revolusi. Tapi menurut Gramsci, hegemoni nggak cuma ada di kelas pekerja aja, tapi juga di kelas kapitalis yang punya kekuasaan di negara.

Intinya, menurut Gramsci, hegemoni nggak cuma berhubungan sama kelas pekerja aja, tapi juga sama nasionalisme dan rakyat jelata. Dia juga ngasih tau bahwa intelektual organik itu nggak cuma yang jadi penulis atau seniman, tapi juga semua orang yang punya peran sebagai pengatur di masyarakat.

Gramsci juga ngebedain intelektual organik jadi dua, yaitu yang dari kelas borjouis dan yang dari kelas pekerja. Intelektual organik dari kelas borjouis tuh punya peran sebagai pengatur politik yang memperjuangkan kepentingan kelas atas, sedangkan yang dari kelas pekerja punya peran sebagai penggerak partai revolusioner. Partai ini jadi ujung tombak untuk menyatukan kekuatan dan mencari cara untuk keluar dari situasi ketertindasan yang dialami oleh kaum proletar.

Dengan adanya intelektual organik, kaum proletar bisa mencari jalan keluar dari situasi yang mereka alami. Mereka juga bisa punya konsep tentang sistem pemerintahan yang nantinya bakal mereka terapkan kalo udah berhasil melakukan revolusi proletar.


Comments

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.